Kecerdasan Apresiasi Karya Seni

Setidaknya inilah posisi masyarakat sebagai penikmat karya seni:

  1. Sebagai konsumen yang membeli
  2. Sebagai fans yang mengidolakan
  3. Sebagai lembaga sensor
  4. Sebagai kritikus
  5. Sebagai manusia yang bisa memahami, maksudnya sebagai individu mandiri yang punya identitas yang bisa melihat sebuah karya dari sudut pandangnya sendiri, mampu menyerap pelajaran dan memahami maksud dari karya seni tersebut tapi tetap memiliki identitas yang kuat.

Untuk nomor satu lihatlah model program-program TV belakangan ini. Sedangkan nomor dua adalah dirimu ketika berusia belasan tahun, ketika kau tempel semua poster bintang rock idolamu, ketika kau dengar kata-kata mereka layaknya fatwa MUI, ketika kau tiru semua perilaku mereka, mulai dari gaya pakaian sampai mabuk-mabukan.

Yang nomor tiga adalah mereka para penjaga nilai-nilai lama, yang selalu mengelus dada dengan kreativitas anak muda, yang selalu khawatir dengan perubahan, yang selalu ingin dunia itu tetap seperti zaman waktu mereka dulu masih jaya. Kalau nomor empat, adalah mereka yang menggeluti seni sebagai bidang kajian hidupnya, mereka bisa jadi benar-benar mencintai kesenian itu sendiri atau bisa juga menganggapnya sebagai ladang uang, itu hak mereka.

Lalu siapakah yang nomor lima? Inilah yang disebut dengan art appreciation intellegence, kecerdasan dalam mengapresiasi seni! Kalo kebanyakan orang memiliki apresiasi model begini, tentunya gak bakal ada itu rasa takut terhadap invasi budaya luar. Jika kau cukup smart dalam berpikir, sederas apapun arus budaya disekitarmu, kau akan bisa dengan sendirinya menyaring dengan nuranimu dan memperkaya wawasan tanpa harus merubah akidah tentunya!

Tinggalkan komentar