generation neXt

“Namanya juga orang lagi pusing, hahaha…” itu Mang Usep sedang menertawai dirinya sendiri yang baru saja minum obat sakit kepala dengan didorong air kopi yang sedari tadi menemaninya menghabiskan rokok kretek ketengan.

Mang Usep (bukan nama sebenarnya), nama sebenarnya saya ndak tau, lha wong saya cuma ketemu dia secara tidak sengaja gara-gara kami senasib, nongkrong di warung, minum kopi sambil nungguin bis tiga perempat kloter terakhir tengah malem yang minta ampun ngetemnya luama sekali. Saya juga ndak sempat lihat KTPnya, tapi dari logat bicaranya dan dari kumis yang menghias bibirnya, tampaknya nama Mang Usep lebih pantas untuknya ketimbang misalnya saya sebut dia Mbak Ndari apalagi Tante Jennifer. Yah, begitulah…

“Anak jaman sekarang mah rewel dan kebanyakan gaya, makan saja harus ditawari mau pake apa, itu saja sering susah, beda sama jaman saya kecil dulu.. adanya apa ya itu yang dimakan, gak usah pake harus ditawari yang macam-macam, gak ngrepotin kaya anak sekarang..” itu Mang Usep berkomentar tentang anak-anaknya yang suka punya keinginan macem-macem bahkan untuk urusan mengisi perut saja.

Hehe.., saya kok suka dengan tema ini: beda generasi, beda gaya hidup.

Selanjutnya, mari kita bicara tentang masalah antar generasi dan biarkan sejenak Mang Usep menghabiskan kopinya.

Baiklah.., sampeyan tentu sering dengar tentang orang-orang tua yang kadang ngomel dengan perilaku anak muda jaman sekarang, yah contohnya kayak teman saya yang satu ini. Tapi kalo dipikir-pikir, saya sendiri juga sebenarnya kadang memandang sinis dengan perilaku abegeh jaman sekarang dan tetap yakin seyakin-yakinnya bahwa jaman sayah abegeh dulu itu jauh lebih keren daripada abegeh-abegeh jaman sekarang. Haha.., apa sampeyan juga merasa begitu? Ya, setiap generasi punya kebanggaannya masing-masing…

Jarak antara jaman Mang Usep kecil dengan saat ini mungkin sekitar 30-40 tahunan dan selama itu perubahan pola hidup manusia jelas sangat banyak untuk disebutkan. Yang namanya perubahan itu bisa maju dan bisa juga mundur, di satu sisi kadang maju dan di sisi lain terjadi kemunduran. Perubahan tersebut berlangsung pelan-pelan tapi konstan. Kalo generasi sekarang itu dianggap mengalami kemunduran dibeberapa aspek, tentu generasi terdahulu juga punya andil dalam terciptanya kemunduran tersebut. Generasi terdahulu turut membentuk generasi berikutnya. Mereka bisa mewariskan kejayaan, kekayaan, ilmu pengetahuan tapi bisa juga mewarisi masalah yang tak kunjung selesai, kemiskinan atau bahkan hutang…

Cucu-cucuku

 zaman macam apa,

 peradaban macam apa

 yang akan kami wariskan kepada kalian.

 Jiwaku menyanyikan lagu maskumambang

 

kami adalah angkatan pongah

 besar pasak dari tiang.

 kami tidak mampu membuat rencana menghadapi masa depan,

 karena kami tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa lalu

 dan tidak menguasai ilmu untuk membaca tata buku masa kini

 maka rencana masa depan hanyalah spekulasi, keinginan, dan angan-angan

 (Maskumambang, Rendra)

Mantap kali penggalan puisi di atas. Tugas menjaga bumi adalah tongkat estafet yang diberikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Waspadalah!!!

7 komentar pada “generation neXt”

  1. ibu saya yang pun sering cerita kalo zaman beliau masih muda beda dengan zaman sekarang. kalo dulu semuanya serba nurut dan nerimo, tapi kalo anak zaman sekarang mau ngelawan dan bebas berekspresi.. ini hanya sebagian contoh kecil mas..

  2. mungkin saking jauhnya generation gap ini lah makanya sering terjadi perselisihan2 sama orang tua ya.. 😮 nice post mas!

    btw, sedang blogwalking dari blog baru.. kalo sempet, boleh mampir2.. 😀 salam kenal!

Tinggalkan Balasan ke tuyi Batalkan balasan